BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempertahankan hidupnya manusia selaluberusaha dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Salah
satu caranya yaitu dengan berbinis.Bisnis merupakan aktivitas
yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua.Pada era
globalisasi saat ini,
masyarakat indonesia belum begitu faham dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut.
Padahal, kalau kita memahami apa bisnis tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan yang
kita inginkan dalam aktivitas bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa
yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dengan alam surganya, jika kita tidak pandai mengatur itu semua,
maka bangsa kita akan jatuh kedalam keterpurukan dalam hal perekonomian,
kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin.
Pasti sebagai rakyat indonesia kita tidak mau jika haltersebut terjadi di negara yang
kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di
Indonesia menduduki angka yang sangat fantastis.Namun,
pemerintah belum bisa mengatasi problema tersebut.Jika adanya pasar kerja yang dibuka,
masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri seperti yang di impikan,
tetapi pekerjaan kitatidak hanya pegawai negeri saja masih banyak pekerjaan yang
bisa kita lakukan misalnya pewirausaha atau pengusaha.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari bisnis, unsur-unsur
bisnis, ciri dan tujuan bisnis?
2) Apa pengertian bisnis islami dan
orientasi syari’ah?
3) Bagaimana karakteristik bisnis dan
anatomi sistemik bisnis islami?
4) Apa saja stakeholder, fungsi utama dan
bagaimana interaksi antara stakeholder?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bisnis, Unsur-unsur Bisnis, Ciri dan Tujuan Bisnis
A.
Pengertian
bisnis
Aktivitas bisnis dilakukan sebagai suatu pekerjaan dari seseorang,
atau aktivitas kelompok orang dan atau dilakukan oleh suatu organisasi. Dalam
agama diperintahkan, bekerjalah hai orang laki-laki dengan tanganmu sendiri
atau jual beli yang mabrur (hadist), dengan demikian jual beli sebagai kegiatan
bisnis merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan penuh kejujuran
dan rasa tanggung jawab.
Bisnis dapat didefinisikan berbagai macam, dari beberapa pendapat
dalam literatur pengertiannya sebagai berikut:
1.
Bisnis menurut Scholl (1996):
Bisnis
pengertiannya:
·
Aktivitas yang
diorganisasi dan diatur untuk menyediakan barang dan atau jasa kepada knsumen
dengan tujuan mencari laba.
2.
Bisnis menurut Grifin, Ebert (1999):
Bisnis
pengertiannya:
·
Suatu
organisasi yang menyediakan barang atau jasa dan dibuat untuk mendapatkan laba.
B.
Unsur-unsur
bisnis
Dari
pendapat-pendapat tersebut terdapat beberapa unsur dalam pengertian bisnis.Unsur-unsur
tersebut bahwa bisnis berupa aktivitas yang:
1.
Diorganisir dan
diatur.
2.
Menghasilkan
barang dan atau jasa.
3.
Barang atau
jasa tersebut dijual untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen.
4.
Kepentingan
berbisnis mencari laba.
Unsur-unsur dari pengertian bisnis tersebut dapat berupa:
1.
Aktivitas yang
Diorganisir dan Diatur
Artinya
bisnis adalah perusahaan atau badan usaha yang:
·
Diatur dengan
manajemen, diorganisir dengan menggunakan struktur organisasi.
Manajemen
tersebut maksudnya bahwa pengelolaannya menerapkan fungsi-fungsi manajemen
berupa planning, organizing, actuating dan controling.
Menggunakan
struktur organisasi, bermakna:
a.
Terdapat
tingkatan korporat.
b.
Ada bagian
korporat berupa fungsional bisnis yaitu: fungsi operasi, pemasaran, keuangan
dan pengelolaan SDM dan sebagainya.
c.
Ada
penggabungan korporat yang disebut industri.
industri memiliki pengertian berbagai macam yaitu:
a.
Suatu kumpulan
perusahaan yang produknya sama, atau
b.
Kumpulan
perusahaan yang inputnya sama, produknya dapat berbeda, atau
c.
Kumpulan
perusahaan yang prosesnya sama, produknya dapat berbeda, atau
d.
Kumpulan
perusahaan yang inputnya berbeda, produknya berbeda, prosesnya berbeda tetapi
barang satu dan yang lain saling menggantikan atau melengkapi.
Pengertian
industri dapat mengacu salah satu dari definisi tersebut sehingga ada beberapa
kelompok jenis industri.
2.
Menghasilkan
Barang atau Jasa atau Keduanya
Barang memiliki ciri yang berbeda dengan jasa, perbedaan itu
sebagai berikut:
Barang
|
Jasa
|
1.
Sifatnya
berwujud
2.
Minimal kontak
konsumen pada saat proses
3.
Dikirim oleh
produsen
4.
Ada tenggang
waktu dari produsen ke konsumen
5.
Kapital
intensif
6.
Kualitas
mudah diukur
7.
Konsumen
memperoleh hak pakai dan hak milik
|
1.
Sifatnya
tidak berwujud
2.
Ektensif
kontak konsumen pada saat proses
3.
Konsumen
berpartisipasi penuh
4.
Tidak ada
tenggang waktu dari penyedia jasa ke konsumen
5.
Labor
intensif
6.
Kualitas
sulit diukur
7.
Konsumen
memperoleh hak pakai saja
|
3.
Barang dan atau
Jasa yang Dihasilkan untuk Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Konsumen
Konsumen atau Consumers
yang dimaksud, juga disebut:
a.
Customers atau pelanggan,
b.
Buyers atau pembeli,
c.
Market atau pasar.
Terdapat beberapa jenis konsumen yaitu:
·
Konsumen akhir,
konsumen yang membeli barang untuk dikonsumsi.
·
Konsumen
industri, konsumen yang membeli barang untuk diproses menjadi barang yang lain
atau diperdagangkan lagi.
·
Konsumen
lembaga (pemerintah dan atau swasta), konsumen yang berupa lembaga dan
institusi.
Perilaku tiap jenis konsumen tersebut berbeda-beda akan dipelajari
dalam perilaku konsumen.
Kebutuhan konsumen
dapat diketahui antara lain berasal dari pemikiran Abraham Maslow, bahwa
kebutuhan manusia dapat terklasifikasikan ke dalam lima jenis kebutuhan yang
bertingkat yaitu:
a.
Kebutuhan fisik
(tingkat I)
Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, perumahan, istirahat,
rekreasi dan sejenisnya.
b.
Kebutuhan rasa
aman dan keamanan (tingkat II)
Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan untuk perlindungan seperti asuransi, alat pengaman kerja
dalam berbagai lingkungan.
c.
Kebutuhan
sosial (tingkat III)
Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan untuk berteman, berkelompok, berorganisasi dan
sejenisnya.
d.
Kebutuhan harga
diri (tingkat IV)
Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan barang prestise, kebutuhan akan kedudukan, status yang
tinggi dan sejenisnya.
e.
Kebutuhan
aktualisasi diri (tingkat V)
Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan untuk pengembangan diri seperti pendidikan, pelatihan dan
sejenisnya.
Dari berbagai kebutuhan tersebut akan dilayani dengan membuat dan
menjual barang dan atau jasa untuk memenuhi dan memuaskan dalam berbagai
tingkatan kebutuhan konsumen.
4.
Kepentingan
Bisnis untuk Mendapatkan Laba
Laba merupakan selisih positif dari pendapatan dan biaya.
Pendapatan atau revenue adalah penjumlahan harga jual dikalikan dengan
volume yang terjual dalam waktu tertentu, sedangkan biaya atau cost
adalah total pengeluaran untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa.
Biayaa ada yang bersifat tetap, variabel dan semivariabel.
·
Biaya tetap
adalah biaya yang tidak berubah walaupun aktivitas produksi atau penjualan
berubah-ubah.
·
Biaya variabel
adalah biaya yang berubah sebanding (proporsinal) dengan perubahan produksi
atau penjualan
·
Biaya
semivariabel adalah biaya yang mengandung unsur variabel di dalamnya dan
sekaligus unsur tetap.
Laba memiliki beberapa istilah antara lain : profit, return,
earning, income, gain, yang istilah itu diterapkan untuk kepentingan yang
berbeda-beda.
Dalam menjalankan bisnis dimungkinkan tidak selalu diperoleh laba,
sehingga harus menanggung rugi atau loss akibat dari pendapatan lebih
kecil dari biaya. Hal ini merupakan risiko dari suatu kegiatan bisnis.
Laba atau rugi tersebut akan dapat diperhitungkan dalam kurun waktu
tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan,
tetapi yang paling banyak dipergunakan adalah kurun waktu tahunan (annual).
Dari definisi tersebut, maka motif dalam melakukan bisnis adalah
untuk mencari laba dalam jangka panjang tetapi dalam praktek dimungkinkan akan
menanggung kerugian, sehingga harus menanggung risiko rugi tersebut.
Bisnis dapat dijalankan hanya untuk satu perusahaan saja, tetapi
dapat juga memiliki beberapa perusahaan yang disebut korporat dan dari beberapa
perusahaan yang sama dapat membentuk industri.
Aktivitas bisnis dalam satu perusahaan dapat terdiri dari
divisi-divisi atau bagian fungsional seperti divisi operasi (produksi),
pemasaran, keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, akuntansi, informasi dan
sebagainya.
C.
Ciri-ciri dan
Tujuan Bisnis
1.
Ciri-ciri
Bisnis
Ciri-ciri suatu
kegiatan bisnis yaitu:
a.
Berbentuk
organisasi
b.
Di dalam
aktivitasnya terdapat fungsi operasi, pemasaran, keuangan dan sumber daya
manusia
c.
Menghasilkan
barang dan atau jasa dan
d.
Melakukan
transaksi dari barang dan jasa dan
e.
Terjadi
pemindahan hak milik dan atau hak pakai dan
f.
Memperleh laba
atau menangggung kerugian serta
g.
Menghadapi
risiko dan ketidakpastian
2.
Tujuan dari
Bisnis
Bisnis adalah
suatu organisasi yang memiliki tujuan:
a.
Mencari laba
jangka panjang
b.
Mempertahankan
dan mengembangkan kehidupan organisasi
c.
Memenuhi kebutuhan
barang dan jasa untuk masyarakat serta memberi bantuan (sebagai tanggung jawab
sosial bisnis)
d.
Memperkuat
ketahanan negara (dari pajak, penarikan tenaga kerja, devisa dan sebagainya)
Tujuan tersebut
dimaksud untuk tetap menjaga agar bisnis berjalan terus jangka panjang (sustainable).
Dalam kenyataan tidak selalu mrendapatkan sebagaimana yang diinginkan sehingga
organisasi bisnis dapat saja berfluktuasi kehidupannya.[1]
2.2
Pengertian Bisnis Islami dan Orientasi Syari’ah
A.
Pengertian Bisnis
Islami
Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan
hidupnya. Karenanya, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan
itu. Salah satunya melalui kinerja, sedangkan salah satu dari ragam bekerja
adalah berbisnis. Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya yang memiliki
tanggungan, untuk “bekerja”. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang
memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah SWT melapangkan bumi serta
menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari
rizki.
Diantaranya sumber-sumber daya yang diserahkan kepada manusia
antara lain: hewan (An-Nahl:5,66,68-69), tumbuh-tumbuhan (An-Nahl:
67), kekayaan laut (An-Nahl: 14), kekayaan bahan tambang (Al-Hadid:25,
Al-Kahfi: 96-97).
Disamping anjuran untuk mencari rezeki, islam sangat menekankan
(mewajibkan) aspek kehalalannya, baik dari sisi perolehan maupun pendayagunaan
(pengelolaan dan pembelanjaan).
Dari paparan diatas, bisnis islami
dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai
bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barangataujasa)
termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan
hartanya (ada aturan halal dan haram).
B.
Orientasi Syari’ah
Sejalan dengan kaidah ushul “al-uslu fi al-af’al at-taqayyub bi
hukmi asy syar’i” yang berarti bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat
dengan hukum syara’ : wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, maka pelaksanaan
bisnis harus tetapberpegang pada ketentuan syari’at. Dengan kata lain, syari’at
merupakan nilai utama yang menjadi payung strategis maupun taktis organisasi
bisnis.
Dengan
kendali syari’at, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama:
1)
Target hasil:
profit-materi dan benefit-nonmateri
2)
Pertumbuhan,
artinya terus meningkat
3)
Keberlangsungan,
dalam kurun waktu selama mungkin
4)
Keberkahan atau
keridlaan Allah
Target hasil :
profit-materi dan benefit-nonmateri .tujuan perusahaan harus tidak hanya untuk
mencapai profit (qimah-madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya. Tetapi
juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat)
nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan)
seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Benefit juga
dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat
bersifat nonmateri. Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak
hanya berorientasi pada qimah madliyah. Masih ada 3 orientasi lainnya, yaitu
qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan orientasi qimah
insaniyah berarti pengelola perusahaan juga dapat memberikan manfaat yang
bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah),
bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah mengandung pengertian bahwa nilai-nilai
akhlakul karimah (akhlak mulia) menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam
setiap aktivitas pengelolaan perusahaan, sehingga dalam perusahaan tercipta
persaudaraan yang islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional.
Sementara itu, qimah ruhiyah berarti pebuatan terrsebut dimaksudkan untuk
mendekatkan diri dari Allah.[2]
2.3
Karakteristik Bisnis dan Anatomi Sistemik Bisnis Islami
A.
Karakteristik
Bisnis
Islami
|
Karakteristik
Bisnis
|
Aqidah Islam
(nilai-nilai trasendental)
|
Asas
|
Dunia-akhirat
|
MOTIVASI
|
Proofit dan
Benefit (nonmateriatauqimah), Pertumbuhan
Keberlangsungan Keberkahan
|
ORIENTASI
|
Tinggi,
Bisnis adalah
bagian dari ibadah
|
ETOS KERJA
|
Maju dan
produktif, Konsekuensi, Keimanan, dan Manifasti Kemusliman
|
SIKAP MENTAL
|
Cakap dan
ahlu dibidangnya, konsekuensi dari kewajiban seorang muslim
|
KEAHLIAN
|
Teropercaya
dan bertanggung jawab, tujuan tidak menghalalkan berbagai cara
|
AMANAH
|
Halal
|
MODAL
|
Sesuai dengan
akad kerjanya
|
SDM
|
Halal
|
SUMBER DAYA
|
Visi dan misi
organisasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia didunia
|
MANAJEMEN
STRATEGI
|
Jaminan halal
bagi setiap masukan proses dan keluaran, mengedepankan produktifitas dalam
koridor syari’ah
|
MANAJEMEN
OPERASI
|
Jaminan halal
bagi, setiap masukan, proses dan keluaran keuangan
|
MANAJEMEN
KEUANGAN
|
Pemasaran
dalam koridor jaminan halal
|
MANAJEMEN
PEMASARAN
|
SDM
profesional dan berkepribadian islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM
bertanggung jawab pada diri majikan dan Allah SWT
|
MANAJEMEN SDM
|
B.
Anatomi
Sistemik Bisnis Islami
INPUT
|
PROSES
|
OUTPUT
|
Enterpreneurship
(motivasi
sikap mental)
Keahlian
SDM
Sumberdaya
Modal
|
M.
Strategi
Operasi
Produksi
SDM
Keuangan
Pemasaran
|
Profit
Pertumbuhan
Keberlangsungan
Keberkahan
|
2.4
Stakeholder, Fungsi Utama dan Interaksi antara Stakeholder
A.
Mendefinisikan
pemegang kepentingan utama yang terlibat dalam bisnis (stakeholders)
Setiap
bisnis mengadakan transaksi dengan orang-orang. Orang-orang itu menanggung
akibat karena bisnis tersebut, karenanya mereka mempunyai kepentingan di
dalamnya. mereka dapat disebut pemegang kepentingan utama (stakeholders)
atau orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis. Lima jenis pemegang
kepentingan yang terlibat dalaom bisnis:
Ø Pemilik
Ø Karyawan
Ø Kreditor
Ø Pemasok
Ø Pelanggan
B.
Fungsi utama
Setiap
jenis pemegang kepentingan berperan kritis dalam perusahaan, seperti akan
dijelaskan kemudian.
Pemilik
Setiap bisnis dimulai sebagai hasil ide dari seseorang atau lebih
mengenai barang atau jasa yang disebut wiraswasta(entrepreneurs),
yang mengorganisasikan, mengelola dan mengasumsikan risiko yang dihadapi mulai
dari permulaan bisnis. Wiraswasta memegang peran kritis untuk mengembangkan
bisnis baru karena mereka menciptakan produk baru (atau memperbaiki produk yang
telah ada) yang diperlukan oleh pelanggan.
Seorang wiraswasta yang menciptakan bisnis pada mulanya menjalankan
sebagai pemilik tunggal. Namun demikian selama bisnis tumbuh mungkin memerlukan
tambahan dana lebih daripada yang dapat disediakan oleh pemilik tunggal.
Sebagai konsekuensi, pemilik tunggal akan memperbolehkan orang lain menanamkan
modal ke dalam perusahaannya dan menjadi pemilik bersama.
Apabila kepemilikan dari suatu bisnis ditanggung bersama, maka
tentu saja proporsi kepemilikan dari pemilik lama akan berkurang. Setiap
keuntungan dari perusahaan akan
didistribusikan kepada pemilik. Dengan demikian, apabila perusahaan menerima
penanaman modal lagi, maka kemungkinan besar perusahaan dapat meluaskan
bisnisnya sehingga pemilik pertama akan memperoleh manfaat lebih walaupun
kepemilikannya menjadi berkurang.
Banyak
perusahaan boesar menjual saham kepada investor yang ingin menjadi pemegang
saham (shareholders/stockholders) dari perusahaan tersebut. Saham
mereka dapat dijual kepada investor lain yang ingin menanamkan modalnya ke
dalam perusahaan ini. Apabila kinerja perusahaan membaik, nilai sahamnya juga
naik, seperti tercermin pada harga saham yang lebih tinggi. Perusahaan pun
telah kehilangan seluruh modal yang ditanamkan karena perusahaan tersebut
gagal.
Kreditor
Perusahaan
memerlukan dana lebih daripada yang didapat dari pemilik. Ketika suatu
perusahaan pada mulanya didirikan, perusahaan memerlukan pengeluaran sebelum
dapat menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, tidak dapat menggantungkan
kepada uang tunai dari perusahaaan untuk menutupi pengeluaran.
Perusahaan yang
memerlukan dana meminjam dari institusi keuangan atau individu, yang disebut kreditor
yang memberi pinjaman. Bank of America, Sun Trust Bank dan ribuan bank
komersial lain, biasanya memberikan pelayanan jasa kepada pelanggan sebagai
kreditor. Perusahaan yang meminjam dana dari kreditor membayar bunga pinjaman.
Jumlah yang dipinjam merupakan utang dari perusahaan yang harus dikembalikan
kepada kreditor beserta bunganya pada waktu jatuh tempo.
Kreditor
meminjamkan dana kepada perusahaan bila mereka percaya bahwa perusahaan
tersebut mempunyai kinerja yang baik sehingga dapat mengembalikan pinjaman
pokok beserta bunganya di kemudian hari.
Karyawan
Karyawan
perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan. Beberapa perusahaan
hanya mempunyai beberapa karyawan. Karyawaan yang bertanggung jawab mengelola
tugas yang diberikan kepada karyawan lain dan membuat keputusan penting
perusahaan disebut manajer. Kinerja perusahaan sangat tergantung pada keputusan
yang dibuat para manajernya. Keputusan yang bagus dapat membuat perusahaan
menjadi sukses, tetapi keputusan yang kurang bagus dapat membuat perusahaan
gagal.
Pemasok
Perusahaan
biasanya menggunakan bahan baku untuk menghasilkan produksinya. Sebagai contoh,
perusahaan manufaktur mobil menggunakan baja untuk membuat mobil. Sementara
itu, perusahaan properti memerlukan semen, kayu dan bahan lainnya. Perusahaan
tidak dapat menyelesaikan proses prduksinya bila mereka tidak dapat mendapatkan
bahan baku. Oleh karena itu, kinerjanya sebagian tergantung kepada kemampuan
dari pemasoknya dalam mengantarkan bahan baku tepat pada waktunya.
Pelanggan
Perusahaan
tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk menarik pelanggan, perusahaan
harus memberikan barang atau jasa yang diperlukan dengan harga yang pantas.
Perusahaan juga harus meyakinkan bahwa prduk yang dihasilkan cukup berkualitas
ssehingga pelanggan puas. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan barang atau
jasa yang berkualitas dengan harga pantas, pelanggan akan beralih ke perusahaan
pesaing. Motorola dan Saturn (divisi
General Motors) menganggap bahwa beberapa keberhasilan mereka akhir-akhir ini
adalah karena mereka mengenal jenis prduk yang dibutuhkan pelanggan. Perusahaan
juga telah menjaga kualitas dan harga diri produk mereka sedemikian rupa
sehingga dapat diterima pelanggan.
Ringkasan dari pemegang kepentingan
utama
Perusahaan
mengandalkan pada wiraswasta (pemilik) dalam menciptakan ide bisnis dan
kemungkinan memberikan bantuan keuangan. Mereka mengandalkan juga kepada
pemilik lain dan kreditor untuk memberikan tambahan dana. Mereka mengandalkan
karyawan (teromasuk manajer) dalam menghasilkan dan menjual barang atau
jasanya. Mereka moengandalkan pemasok dalam mempersiapkan bahan baku yang
dibutuhkan untuk prodouksi. Mereka mengandalkan kepada pelanggan untuk membeli
barang atau jasa hoasil produksinya. Presiden Goodyear Tire and Rubber company
meringkas hubungan antara perusahaan dan pemegang kepentingan dalam laporan
tahunan baru-baru ioni: “Tahun lalu saya memantapkan nilai kita melindungi nama
baik kita, memusatkaan pada pelanggan, menghargai dan mengembangkan karyawan
kita, dan memberikan keuntungan kepada investor”.
C.
Interaksi
antara Pemegang Kepentingan
Interaksi
antara pemilik perusahaaan, karyawan, pelanggan, pemasok diilustrasikan pada
Gambar. Para manajer memutuskan bagaimana dana didapat dari pemilik, kreditor atau
hasil penjualan kepada pelanggan dapat dimanfaatkan. Mereka memakai dana
tersebut untuk membayar sumber-sumber (termasuk karyawan, pemasok, mesin-mesin)
yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mempromosikan produk mereka. Mereka juga
menggunakan dana untuk membayar pinjaman kepada kreditor. Sedangkan sisa dana
disebut laba. Sebagian dari laba ditahan dan ditanamkan kembali ke dalam
perusahaan. Sisa dari laba dibagikan sebagai dividen atau penghasilan
perusahaan ysng diberikan kepada pemiliknya.[3]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Bisnis
adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada knsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Dalam artian, bisnis
mengerjakan aktifitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam eknmi
kapatalis, kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan
profit dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya.
Dari definisi yang telah diuraikan diatas, terdapat ciri-ciri suatu
kegiatan bisnis yaitu: Berbentuk organisasi, Di dalam aktivitasnya terdapat
fungsi operasi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia, Menghasilkan
barang dan atau jasa, Melakukan transaksi dari barang dan jasa, Terjadi
pemindahan hak milik dan atau hak pakai, Memperleh laba atau menangggung
kerugian, Menghadapi risiko dan ketidakpastian
Bisnis adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan: Mencari laba
jangka panjang, Mempertahankan dan mengembangkan kehidupan organisasi, Memenuhi
kebutuhan barang dan jasa untuk masyarakat serta memberi bantuan (sebagai
tanggung jawab sosial bisnis), Memperkuat ketahanan negara (dari pajak, penarikan
tenaga kerja, devisa dan sebagainya).
Dari analisi diatas, dapat disimpulkan bahwa menjalankan suatu
bisnis itu tidak mudah kita harus memahami apasaja komponen-komponen yang ada
di dalam bisnis. Sehingga, kita tidak mengalami kerugian dari usaha yang kita
jalankan.
Demikianlah
makalah bisnis yang kami sampaikan, kami berharap kepada pembaca agar dapat
memberikan kritikan maupun masukan yang positif demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Basri. 2005. Bisnis Pengantar, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis, Buku 2. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.
Yusanto, MI & W., MK. 2002. Menggagas
Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani.
Bapak Pedro melalui pedroloanss@gmail.com
BalasHapusWhatsapp +393510140339 menyetujui pinjaman bisnis yang saya gunakan untuk memperluas proyek agro saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pedro dan tim kerjanya karena telah membantu saya dengan pinjaman sebesar 970.000,00 Euro.