Selasa, 13 September 2016

MAKALAH KONSEP BISNIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam mempertahankan hidupnya manusia selaluberusaha dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Salah satu caranya yaitu dengan berbinis.Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua.Pada era globalisasi saat ini, masyarakat indonesia belum begitu faham dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Padahal, kalau kita memahami apa bisnis tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan dalam aktivitas bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dengan alam surganya,  jika kita tidak pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh kedalam keterpurukan dalam hal perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin. Pasti sebagai rakyat indonesia kita tidak mau jika haltersebut terjadi di negara yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia menduduki angka yang sangat fantastis.Namun, pemerintah belum bisa mengatasi problema tersebut.Jika adanya pasar kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri seperti yang di impikan, tetapi pekerjaan kitatidak hanya pegawai negeri saja masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan misalnya pewirausaha atau pengusaha.

1.2  Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian dari bisnis, unsur-unsur bisnis, ciri dan tujuan bisnis?
2)      Apa pengertian bisnis islami dan orientasi syari’ah?
3)      Bagaimana karakteristik bisnis dan anatomi sistemik bisnis islami?
4)      Apa saja stakeholder, fungsi utama dan bagaimana interaksi antara stakeholder?




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bisnis, Unsur-unsur Bisnis, Ciri dan Tujuan Bisnis
A.    Pengertian bisnis
Aktivitas bisnis dilakukan sebagai suatu pekerjaan dari seseorang, atau aktivitas kelompok orang dan atau dilakukan oleh suatu organisasi. Dalam agama diperintahkan, bekerjalah hai orang laki-laki dengan tanganmu sendiri atau jual beli yang mabrur (hadist), dengan demikian jual beli sebagai kegiatan bisnis merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan rasa tanggung jawab.
Bisnis dapat didefinisikan berbagai macam, dari beberapa pendapat dalam literatur pengertiannya sebagai berikut:
1.      Bisnis menurut Scholl (1996):
Bisnis pengertiannya:
·         Aktivitas yang diorganisasi dan diatur untuk menyediakan barang dan atau jasa kepada knsumen dengan tujuan mencari laba.
2.      Bisnis menurut Grifin, Ebert (1999):
Bisnis pengertiannya:
·         Suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa dan dibuat untuk mendapatkan laba.
B.     Unsur-unsur bisnis
Dari pendapat-pendapat tersebut terdapat beberapa unsur dalam pengertian bisnis.Unsur-unsur tersebut bahwa bisnis berupa aktivitas yang:
1.      Diorganisir dan diatur.
2.      Menghasilkan barang dan atau jasa.
3.      Barang atau jasa tersebut dijual untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
4.      Kepentingan berbisnis mencari laba.
Unsur-unsur dari pengertian bisnis tersebut dapat berupa:
1.      Aktivitas yang Diorganisir dan Diatur
Artinya bisnis adalah perusahaan atau badan usaha yang:
·         Diatur dengan manajemen, diorganisir dengan menggunakan struktur organisasi.
Manajemen tersebut maksudnya bahwa pengelolaannya menerapkan fungsi-fungsi manajemen berupa planning, organizing, actuating dan controling.
Menggunakan struktur organisasi, bermakna:
a.       Terdapat tingkatan korporat.
b.      Ada bagian korporat berupa fungsional bisnis yaitu: fungsi operasi, pemasaran, keuangan dan pengelolaan SDM dan sebagainya.
c.       Ada penggabungan korporat yang disebut industri.
industri memiliki pengertian berbagai macam yaitu:
a.       Suatu kumpulan perusahaan yang produknya sama, atau
b.      Kumpulan perusahaan yang inputnya sama, produknya dapat berbeda, atau
c.       Kumpulan perusahaan yang prosesnya sama, produknya dapat berbeda, atau
d.      Kumpulan perusahaan yang inputnya berbeda, produknya berbeda, prosesnya berbeda tetapi barang satu dan yang lain saling menggantikan atau melengkapi.
Pengertian industri dapat mengacu salah satu dari definisi tersebut sehingga ada beberapa kelompok jenis industri.
2.      Menghasilkan Barang atau Jasa atau Keduanya
Barang memiliki ciri yang berbeda dengan jasa, perbedaan itu sebagai berikut:
Barang
Jasa
1.      Sifatnya berwujud
2.      Minimal kontak konsumen pada saat proses
3.      Dikirim oleh produsen
4.      Ada tenggang waktu dari produsen ke konsumen
5.      Kapital intensif
6.      Kualitas mudah diukur
7.      Konsumen memperoleh hak pakai dan hak milik
1.      Sifatnya tidak berwujud
2.      Ektensif kontak konsumen pada saat proses
3.      Konsumen berpartisipasi penuh
4.      Tidak ada tenggang waktu dari penyedia jasa ke konsumen
5.      Labor intensif
6.      Kualitas sulit diukur
7.      Konsumen memperoleh hak pakai saja

3.      Barang dan atau Jasa yang Dihasilkan untuk Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Konsumen
Konsumen atau Consumers yang dimaksud, juga disebut:
a.       Customers atau pelanggan,
b.      Buyers atau pembeli,
c.       Market atau pasar.
Terdapat beberapa jenis konsumen yaitu:
·         Konsumen akhir, konsumen yang membeli barang untuk dikonsumsi.
·         Konsumen industri, konsumen yang membeli barang untuk diproses menjadi barang yang lain atau diperdagangkan lagi.
·         Konsumen lembaga (pemerintah dan atau swasta), konsumen yang berupa lembaga dan institusi.
Perilaku tiap jenis konsumen tersebut berbeda-beda akan dipelajari dalam perilaku konsumen.
           Kebutuhan konsumen dapat diketahui antara lain berasal dari pemikiran Abraham Maslow, bahwa kebutuhan manusia dapat terklasifikasikan ke dalam lima jenis kebutuhan yang bertingkat yaitu:
a.       Kebutuhan fisik (tingkat I)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, perumahan, istirahat, rekreasi dan sejenisnya.
b.      Kebutuhan rasa aman dan keamanan (tingkat II)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk perlindungan seperti asuransi, alat pengaman kerja dalam berbagai lingkungan.
c.       Kebutuhan sosial (tingkat III)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk berteman, berkelompok, berorganisasi dan sejenisnya.
d.      Kebutuhan harga diri (tingkat IV)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan barang prestise, kebutuhan akan kedudukan, status yang tinggi dan sejenisnya.
e.       Kebutuhan aktualisasi diri (tingkat V)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk pengembangan diri seperti pendidikan, pelatihan dan sejenisnya.
Dari berbagai kebutuhan tersebut akan dilayani dengan membuat dan menjual barang dan atau jasa untuk memenuhi dan memuaskan dalam berbagai tingkatan kebutuhan konsumen.
4.      Kepentingan Bisnis untuk Mendapatkan Laba
Laba merupakan selisih positif dari pendapatan dan biaya. Pendapatan atau revenue adalah penjumlahan harga jual dikalikan dengan volume yang terjual dalam waktu tertentu, sedangkan biaya atau cost adalah total pengeluaran untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa. Biayaa ada yang bersifat tetap, variabel dan semivariabel.
·         Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun aktivitas produksi atau penjualan berubah-ubah.
·         Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding (proporsinal) dengan perubahan produksi atau penjualan
·         Biaya semivariabel adalah biaya yang mengandung unsur variabel di dalamnya dan sekaligus unsur tetap.
Laba memiliki beberapa istilah antara lain : profit, return, earning, income, gain, yang istilah itu diterapkan untuk kepentingan yang berbeda-beda.
Dalam menjalankan bisnis dimungkinkan tidak selalu diperoleh laba, sehingga harus menanggung rugi atau loss akibat dari pendapatan lebih kecil dari biaya. Hal ini merupakan risiko dari suatu kegiatan bisnis.
Laba atau rugi tersebut akan dapat diperhitungkan dalam kurun waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan, tetapi yang paling banyak dipergunakan adalah kurun waktu tahunan (annual).
Dari definisi tersebut, maka motif dalam melakukan bisnis adalah untuk mencari laba dalam jangka panjang tetapi dalam praktek dimungkinkan akan menanggung kerugian, sehingga harus menanggung risiko rugi tersebut.
Bisnis dapat dijalankan hanya untuk satu perusahaan saja, tetapi dapat juga memiliki beberapa perusahaan yang disebut korporat dan dari beberapa perusahaan yang sama dapat membentuk industri.
Aktivitas bisnis dalam satu perusahaan dapat terdiri dari divisi-divisi atau bagian fungsional seperti divisi operasi (produksi), pemasaran, keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, akuntansi, informasi dan sebagainya.
C.    Ciri-ciri dan Tujuan Bisnis
1.      Ciri-ciri Bisnis
Ciri-ciri suatu kegiatan bisnis yaitu:
a.       Berbentuk organisasi
b.      Di dalam aktivitasnya terdapat fungsi operasi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia
c.       Menghasilkan barang dan atau jasa dan
d.      Melakukan transaksi dari barang dan jasa dan
e.       Terjadi pemindahan hak milik dan atau hak pakai dan
f.       Memperleh laba atau menangggung kerugian serta
g.      Menghadapi risiko dan ketidakpastian
2.      Tujuan dari Bisnis
Bisnis adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan:
a.       Mencari laba jangka panjang
b.      Mempertahankan dan mengembangkan kehidupan organisasi
c.       Memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk masyarakat serta memberi bantuan (sebagai tanggung jawab sosial bisnis)
d.      Memperkuat ketahanan negara (dari pajak, penarikan tenaga kerja, devisa dan sebagainya)
Tujuan tersebut dimaksud untuk tetap menjaga agar bisnis berjalan terus jangka panjang (sustainable). Dalam kenyataan tidak selalu mrendapatkan sebagaimana yang diinginkan sehingga organisasi bisnis dapat saja berfluktuasi kehidupannya.[1]
2.2 Pengertian Bisnis Islami dan Orientasi Syari’ah
A.    Pengertian Bisnis Islami
Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Karenanya, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan itu. Salah satunya melalui kinerja, sedangkan salah satu dari ragam bekerja adalah berbisnis. Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya yang memiliki tanggungan, untuk “bekerja”. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah SWT melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rizki.
Diantaranya sumber-sumber daya yang diserahkan kepada manusia antara lain: hewan (An-Nahl:5,66,68-69), tumbuh-tumbuhan (An-Nahl: 67), kekayaan laut (An-Nahl: 14), kekayaan bahan tambang (Al-Hadid:25, Al-Kahfi: 96-97).
Disamping anjuran untuk mencari rezeki, islam sangat menekankan (mewajibkan) aspek kehalalannya, baik dari sisi perolehan maupun pendayagunaan (pengelolaan dan pembelanjaan).
Dari paparan diatas, bisnis islami  dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barangataujasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).
B.     Orientasi Syari’ah
Sejalan dengan kaidah ushul “al-uslu fi al-af’al at-taqayyub bi hukmi asy syar’i” yang berarti bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat dengan hukum syara’ : wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, maka pelaksanaan bisnis harus tetapberpegang pada ketentuan syari’at. Dengan kata lain, syari’at merupakan nilai utama yang menjadi payung strategis maupun taktis organisasi bisnis.
Dengan kendali syari’at, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama:
1)      Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri
2)      Pertumbuhan, artinya terus meningkat
3)      Keberlangsungan, dalam kurun waktu selama mungkin
4)      Keberkahan atau keridlaan Allah
Target hasil : profit-materi dan benefit-nonmateri .tujuan perusahaan harus tidak hanya untuk mencapai profit (qimah-madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya. Tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan) seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Benefit juga dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah madliyah. Masih ada 3 orientasi lainnya, yaitu qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan orientasi qimah insaniyah berarti pengelola perusahaan juga dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah), bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlakul karimah (akhlak mulia) menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan perusahaan, sehingga dalam perusahaan tercipta persaudaraan yang islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu, qimah ruhiyah berarti pebuatan terrsebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri dari Allah.[2]
2.3 Karakteristik Bisnis dan Anatomi Sistemik Bisnis Islami
A.    Karakteristik Bisnis
Islami
Karakteristik Bisnis
Aqidah Islam (nilai-nilai trasendental)
Asas
Dunia-akhirat
MOTIVASI
Proofit dan Benefit (nonmateriatauqimah), Pertumbuhan Keberlangsungan Keberkahan
ORIENTASI
Tinggi,
Bisnis adalah bagian dari ibadah
ETOS KERJA
Maju dan produktif, Konsekuensi, Keimanan, dan Manifasti Kemusliman
SIKAP MENTAL
Cakap dan ahlu dibidangnya, konsekuensi dari kewajiban seorang muslim
KEAHLIAN
Teropercaya dan bertanggung jawab, tujuan tidak menghalalkan berbagai cara
AMANAH
Halal
MODAL
Sesuai dengan akad kerjanya
SDM
Halal
SUMBER DAYA
Visi dan misi organisasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia didunia
MANAJEMEN STRATEGI
Jaminan halal bagi setiap masukan proses dan keluaran, mengedepankan produktifitas dalam koridor syari’ah
MANAJEMEN OPERASI
Jaminan halal bagi, setiap masukan, proses dan keluaran keuangan
MANAJEMEN KEUANGAN
Pemasaran dalam koridor jaminan halal
MANAJEMEN PEMASARAN
SDM profesional dan berkepribadian islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM bertanggung jawab pada diri majikan dan Allah SWT
MANAJEMEN SDM

B.     Anatomi Sistemik Bisnis Islami
INPUT
PROSES
OUTPUT
Enterpreneurship
(motivasi sikap mental)
Keahlian
SDM
Sumberdaya
Modal
M. Strategi
Operasi
Produksi
SDM
Keuangan
Pemasaran
Profit
Pertumbuhan
Keberlangsungan
Keberkahan


2.4 Stakeholder, Fungsi Utama dan Interaksi antara Stakeholder
A.    Mendefinisikan pemegang kepentingan utama yang terlibat dalam bisnis (stakeholders)
Setiap bisnis mengadakan transaksi dengan orang-orang. Orang-orang itu menanggung akibat karena bisnis tersebut, karenanya mereka mempunyai kepentingan di dalamnya. mereka dapat disebut pemegang kepentingan utama (stakeholders) atau orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis. Lima jenis pemegang kepentingan yang terlibat dalaom bisnis:
Ø  Pemilik
Ø  Karyawan
Ø  Kreditor
Ø  Pemasok
Ø  Pelanggan
B.     Fungsi utama
Setiap jenis pemegang kepentingan berperan kritis dalam perusahaan, seperti akan dijelaskan kemudian.
Pemilik
Setiap bisnis dimulai sebagai hasil ide dari seseorang atau lebih mengenai barang atau jasa yang disebut wiraswasta(entrepreneurs), yang mengorganisasikan, mengelola dan mengasumsikan risiko yang dihadapi mulai dari permulaan bisnis. Wiraswasta memegang peran kritis untuk mengembangkan bisnis baru karena mereka menciptakan produk baru (atau memperbaiki produk yang telah ada) yang diperlukan oleh pelanggan.
Seorang wiraswasta yang menciptakan bisnis pada mulanya menjalankan sebagai pemilik tunggal. Namun demikian selama bisnis tumbuh mungkin memerlukan tambahan dana lebih daripada yang dapat disediakan oleh pemilik tunggal. Sebagai konsekuensi, pemilik tunggal akan memperbolehkan orang lain menanamkan modal ke dalam perusahaannya dan menjadi pemilik bersama.
Apabila kepemilikan dari suatu bisnis ditanggung bersama, maka tentu saja proporsi kepemilikan dari pemilik lama akan berkurang. Setiap keuntungan  dari perusahaan akan didistribusikan kepada pemilik. Dengan demikian, apabila perusahaan menerima penanaman modal lagi, maka kemungkinan besar perusahaan dapat meluaskan bisnisnya sehingga pemilik pertama akan memperoleh manfaat lebih walaupun kepemilikannya menjadi berkurang.
Banyak perusahaan boesar menjual saham kepada investor yang ingin menjadi pemegang saham (shareholders/stockholders) dari perusahaan tersebut. Saham mereka dapat dijual kepada investor lain yang ingin menanamkan modalnya ke dalam perusahaan ini. Apabila kinerja perusahaan membaik, nilai sahamnya juga naik, seperti tercermin pada harga saham yang lebih tinggi. Perusahaan pun telah kehilangan seluruh modal yang ditanamkan karena perusahaan tersebut gagal.
Kreditor
Perusahaan memerlukan dana lebih daripada yang didapat dari pemilik. Ketika suatu perusahaan pada mulanya didirikan, perusahaan memerlukan pengeluaran sebelum dapat menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, tidak dapat menggantungkan kepada uang tunai dari perusahaaan untuk menutupi pengeluaran.
Perusahaan yang memerlukan dana meminjam dari institusi keuangan atau individu, yang disebut kreditor yang memberi pinjaman. Bank of America, Sun Trust Bank dan ribuan bank komersial lain, biasanya memberikan pelayanan jasa kepada pelanggan sebagai kreditor. Perusahaan yang meminjam dana dari kreditor membayar bunga pinjaman. Jumlah yang dipinjam merupakan utang dari perusahaan yang harus dikembalikan kepada kreditor beserta bunganya pada waktu jatuh tempo.
Kreditor meminjamkan dana kepada perusahaan bila mereka percaya bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik sehingga dapat mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya di kemudian hari.
Karyawan
Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan. Beberapa perusahaan hanya mempunyai beberapa karyawan. Karyawaan yang bertanggung jawab mengelola tugas yang diberikan kepada karyawan lain dan membuat keputusan penting perusahaan disebut manajer. Kinerja perusahaan sangat tergantung pada keputusan yang dibuat para manajernya. Keputusan yang bagus dapat membuat perusahaan menjadi sukses, tetapi keputusan yang kurang bagus dapat membuat perusahaan gagal.
Pemasok
Perusahaan biasanya menggunakan bahan baku untuk menghasilkan produksinya. Sebagai contoh, perusahaan manufaktur mobil menggunakan baja untuk membuat mobil. Sementara itu, perusahaan properti memerlukan semen, kayu dan bahan lainnya. Perusahaan tidak dapat menyelesaikan proses prduksinya bila mereka tidak dapat mendapatkan bahan baku. Oleh karena itu, kinerjanya sebagian tergantung kepada kemampuan dari pemasoknya dalam mengantarkan bahan baku tepat pada waktunya.
Pelanggan
Perusahaan tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk menarik pelanggan, perusahaan harus memberikan barang atau jasa yang diperlukan dengan harga yang pantas. Perusahaan juga harus meyakinkan bahwa prduk yang dihasilkan cukup berkualitas ssehingga pelanggan puas. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga pantas, pelanggan akan beralih ke perusahaan pesaing. Motorola dan Saturn  (divisi General Motors) menganggap bahwa beberapa keberhasilan mereka akhir-akhir ini adalah karena mereka mengenal jenis prduk yang dibutuhkan pelanggan. Perusahaan juga telah menjaga kualitas dan harga diri produk mereka sedemikian rupa sehingga dapat diterima pelanggan.
Ringkasan dari pemegang kepentingan utama
Perusahaan mengandalkan pada wiraswasta (pemilik) dalam menciptakan ide bisnis dan kemungkinan memberikan bantuan keuangan. Mereka mengandalkan juga kepada pemilik lain dan kreditor untuk memberikan tambahan dana. Mereka mengandalkan karyawan (teromasuk manajer) dalam menghasilkan dan menjual barang atau jasanya. Mereka moengandalkan pemasok dalam mempersiapkan bahan baku yang dibutuhkan untuk prodouksi. Mereka mengandalkan kepada pelanggan untuk membeli barang atau jasa hoasil produksinya. Presiden Goodyear Tire and Rubber company meringkas hubungan antara perusahaan dan pemegang kepentingan dalam laporan tahunan baru-baru ioni: “Tahun lalu saya memantapkan nilai kita melindungi nama baik kita, memusatkaan pada pelanggan, menghargai dan mengembangkan karyawan kita, dan memberikan keuntungan kepada investor”.
C.    Interaksi antara Pemegang Kepentingan
Interaksi antara pemilik perusahaaan, karyawan, pelanggan, pemasok diilustrasikan pada Gambar. Para manajer memutuskan bagaimana dana didapat dari pemilik, kreditor atau hasil penjualan kepada pelanggan dapat dimanfaatkan. Mereka memakai dana tersebut untuk membayar sumber-sumber (termasuk karyawan, pemasok, mesin-mesin) yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mempromosikan produk mereka. Mereka juga menggunakan dana untuk membayar pinjaman kepada kreditor. Sedangkan sisa dana disebut laba. Sebagian dari laba ditahan dan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Sisa dari laba dibagikan sebagai dividen atau penghasilan perusahaan ysng diberikan kepada pemiliknya.[3]




                                  


BAB III
PENUTUP
Simpulan
                Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada knsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Dalam artian, bisnis mengerjakan aktifitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam eknmi kapatalis, kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya.
Dari definisi yang telah diuraikan diatas, terdapat ciri-ciri suatu kegiatan bisnis yaitu: Berbentuk organisasi, Di dalam aktivitasnya terdapat fungsi operasi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia, Menghasilkan barang dan atau jasa, Melakukan transaksi dari barang dan jasa, Terjadi pemindahan hak milik dan atau hak pakai, Memperleh laba atau menangggung kerugian, Menghadapi risiko dan ketidakpastian
Bisnis adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan: Mencari laba jangka panjang, Mempertahankan dan mengembangkan kehidupan organisasi, Memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk masyarakat serta memberi bantuan (sebagai tanggung jawab sosial bisnis), Memperkuat ketahanan negara (dari pajak, penarikan tenaga kerja, devisa dan sebagainya).
Dari analisi diatas, dapat disimpulkan bahwa menjalankan suatu bisnis itu tidak mudah kita harus memahami apasaja komponen-komponen yang ada di dalam bisnis. Sehingga, kita tidak mengalami kerugian dari usaha yang kita jalankan.
            Demikianlah makalah bisnis yang kami sampaikan, kami berharap kepada pembaca agar dapat memberikan kritikan maupun masukan yang positif demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA

Basri. 2005. Bisnis Pengantar, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis, Buku 2. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.
Yusanto, MI & W., MK. 2002. Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani.




[1]Basri, BisnisPengantar, (ed. pertama, Yogyakarta: BPFE, 2005), h. 1-7.
[2]Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2002), h. 17-23.

[3]Jeff Madura, PengantarBisnis, buku 1, (ed. pertama, Jakarta: SalembaEmpat, 2001), h. 2-7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar