Selasa, 13 September 2016

BIMBINGAN BELAJAR AL-ILMU STUDI MENEJEMEN PEMASARAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Untuk menjadi bangsa yang maju diperlukan peran penting dari kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berpikir maju. Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Dengan kekayaan sumber daya alam yang  dapat menjadi potensi kemajuan bagi negera Indonesia, hal ini juga telah diimbangi dengan sumber daya manusia yang melimpah dengan jumlah penduduknya yang padat di Indonesia. Namun sumber daya manusia yang melimpah tersebut belum mempunyai kualitas yang unggul, mumpuni dan berpikir maju. Dengan demikian sangat diperlukan suatu kegiatan yang nantinya dapat mendorong kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Salah satunya yaitu dengan kegiatan bimbingan belajar yang nantinya akan membantu para pelajar dalam menuntut ilmu di bangku sekolah.
Di zaman yang semakin modern ini para orang tua para murid yang mempunyai carier dengan kesibukan yang membuat waktunya berkurang untuk menemani dan membimbing anaknya dalam mengulas kembali materi pelajaran yang didapatnya dibangku sekolah, maka banyak dari para orang tua yang mencari jasa bimbingan belajar bagi anaknya.
Potensi yang menjadi kesempatan untuk membangun suatu kegiatan yang bermanfaat , dibutuhkan, dan menghasilkan keuntungan merupakan hal yang sangat menarik. Oleh karena itu saya dan kawan-kawan seperjuangan saya mendirikan bimbingan belajar yang bernama Al-Ilmu.
B.     Rumusan masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian sederhana ini adalah:
1.      Bagaimana sistem manajemen yang digunakan dalam pengajaran bimbingan belajar Al-Ilmu?
2.      Bagaimana kegiatan bimbingan belajar Al-Ilmu memperoleh keuntungannya?
3.      Bagaimana analisis teori manajemen yang ideal dalam bisnis bimbingan belajar Al-Ilmu?


C.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain:
1.      Untuk mengetahui manajemen yang dilakukan dalam menjalankan usahanya.
2.      Untuk  mengetahui  prospek keuntungan dan mendapatkan praktik atas teori manajemen  dari bimbingan belajar Al-Ilmu

D.    Manfaat
Penelitian sederhana ini memiliki manfaat secara teoritis dan secara praktis.
Secara teoritis:
Bagi penulis, sebagai pelengkap dari materi yang telah didiskusikan di bangku perkuliahan.
Secara praktis:
1.      Bagi penulis, untuk mengetahui fungsi dari manajemen pemasaran dalam bentuk praktik.
2.      Bagi pelaku bisnis, untuk dijadikan sebagai pijakan dalam mencapai manajemen usaha yang ideal.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Mendirikan  suatu usaha yang mempunyai popularitas yang tinggi tentunya akan menambah kemjuan pada usaha tersebut, namun jika popularitas tersebut tidak disertai dengan keunggulan kualitas maka akan mengurangi dalam memperolehan kemajuan.
Bimbingan belajar Al-Ilmu yang saya kelola dengan teman-teman, berawal pada tahun  2013 , ketika itu saya sebagai pelaku usaha sebelumnya tidak mempunyai cita-cita untuk mendirikan suatu bimbingan belajar yang nantinya justru akan menambah penghasilan. Berawal dari sulitnya mendapatkan izin dari orang tua untuk menimba ilmu di universitas yang berada di luar kota, membuat saya tidak bersemangat untuk melanjutkan studi. Dengan rasa yang tidak penuh dengan semangat saya diberikan penawaran dari salah satu teman kakak saya yang sedang membutuhkan orang untuk membimbing anaknya belajar. Dari mulai satu murid kemudian banyak yang tertarik dengan bimbingan belajar yang saya layani. Hal ini ditunjang dari naiknya prestasi murid yang mendapat bimbingan belajar dan sibuknya para orang tua di lingkungan rumah sekitar sebagai pekerja bisnis. 
Potensi tersebut akhirnya menjadi suatu usaha yang berkembang pesat, meskipun masih dalam ruang lingkup yang masih belum cukup luas, namun hal ini sedikit menjawab sedikit jawaban dari hadist rasulullah yang menjelaskan bahwa apa saja yang diridhai orang tua pasti akan berkah.





BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian sederhana ini adalah metode pendekatan kualitatif dimana penelitian ini di dasarkan pada hasil pengamatan yang hasilnya didiskripsikan dalam bentuk data yang lebih menekankan makna daripada data asli yang diperoleh dari lapangan. Sumber data lainnya di ambil dari buku Manajemen pemasaran karya Philip Kotler sebagai referensi untuk teori manajemen pemasaran yang nantinya akan dianalisis dengan manajemen usaha.

B.     Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sederhana ini adalah metode pengumpulan sederhana kemudian disajikan kembali dalam bentuk deskripsi dari inti yang diperoleh dari hasil penelitian. Secara metodologis, penelitian sederhana ini tergolong dalam penelitian lapangan (field research) dimana penelitian ini mengharuskan penelitinya terjun langsung ke lapangan untuk proses pencarian data.


BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Sistem  manajemen dalam bimbingan belajar
Pada dasarnya, teori manajemen pemasaran tidak hanya berlaku untuk usaha-usaha bisnis yang besar, baik secara jumlah produksi maupun pangsa pasar tetapi berlaku untuk semua jenis usaha termasuk usaha mikro kecil dan menengah.
Segementing, yang dalam hal ini berfungsi sebagai langkah awal untuk membagi pasar menjadi elemen-elemen yang lebih kecil adalah untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen pada tiap-tiap elemennya.   
Targetting, adalah langkah lanjutan dari segmenting. Setelah melakukan pembagian maka akan dipilih target/sasarannya. Dalam usaha ini dibagi menjadi beberapa segmen yaitu murid Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Taman Pendidikan Al-Quran.
Positioning, dalam hal ini untuk menarik dan mempertahankan pelanggan ini sangat berkaitan erat dengan promosi dan kepuasan pelanggan. Dengan semakin banyaknya pesaing usaha dibidang yang sama bermunculan maka, inovasi selalu dilakukan misalnya seperti jika anak didik berangkat satu minggu penuh tanpa absen akan mendapatkan reward atau hadiah.
Planning, semua usaha bisnis memerlukan perencanaan formal sebagai bahan pijakan sekaligus pedoman untuk melakukan tindakan (misi). Dalam merencanakan harus memperhatikan dan menganalisis SWOT yaitu kepanjangan dari  strenght (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan thread (ancaman). Kekuatan jenis usaha ini ada pada service  atau pelayanan. Kelemahannya pada usaha ini adalah pada daya tangkap siswa yang masing-masing berbeda. Peluang pada usaha ini dihari mendatang diharapkan akan berkembang karena kebutuhan akan hal ini semakin banyak di era modern. Sedangkan ancaman pada jenis usaha ini adalah pesaing usaha lain dan juga prestasi siswa yang tidak stabil yang nantinya akan dipertanyakan oleh wali siswa.
Organizing, dalam hal ini berkaitana dengan pembagian tugas-tugas kepada karyawan. Dengan ruang lingkup dan jenis usaha yang masih kecil, maka dalam pembagian tugas ada yang mempunyai tugas double hal ini bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran. Usaha ini tidak menyebutkan karyawan hanya saja merekadianggap sebagi partner kerja yang bertugas sebagai mentor.  Untuk admiistrasi masih di tangani oleh owner sendiri’
Actuating, jika telah mempunyai planning yang bagus, efektif dan efisien maka harus direalisasikan yaitu actuating. Dalam upaya pengaktualisasian  tidak boleh mengabaikan 4P yaitu product (produk yang akan kita tawarkan), price (penentuan harga), place (tempat yang strategis untuk memasarkan), dan promotion (promosi untuk nmenarik minat konsumen).
a.       Produk
Dalam usaha ini produknya adalah berupa jasa pelayanan yang akan diberikan oleh mentor.
b.      Price
Dalam menetukan harga usaha ini memberikan perbedaan nominal tergantung dengan tingkat jenjang pendidikan, berapa durasinya dan kelas yang diikuti.
c.       Place
Tempat yang digunakan pada saat ini masih berada di lingkungan rumah.
d.      Promotion
Promosi yang dilakukan adalah lewat pembuatan banner yang dipasang di lokasi pinggir jalan. Promosi juga dilakukan lewat mulut kemulut oleh peserta bimbel kepada teman-temannya.

Controlling atau proses pengawasan, juga sangat di perlukan sebagai bentuk pengawasan terhadap proses berjalan dan perkembangan sebuah usaha serta melakukan evaluasi jika dalam perjalannya menemukan sebuah masalah atau hambatan yang dapat berpengaruh pada maju atau tidaknya sebuah usaha. Hal ini diaplikasikan untuk mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan agar kualitasnya bisa semakin ditingkatkan.

B.     Profit dalam usaha bimbingan belajar
Background sebagai orang desa yang hanya berijazah SMK, membuat Bapak saya tidak menganggap penting teori-teori bisnis. Menurut beliau, yang terpenting dalam memulai usaha adalah modal berupa uang dan tekad yang kuat. Tanpa teori, bisnis masih bisa berjalan. Tanpa perencanaan yang formal, kita masih bisa berjualan. Teori-teori tentang manajemen hanya berlaku pada pembisnis-pembisnis besar dan tidak untuk depot isi ulang air.
Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa yang terpenting adalah menjual air sebanyak-banyaknya karena dari situlah kita bisa mendapatkan untung, kita bisa tetap  “kulak-an air” dan usaha depot isi ulang air ini akan tetap berjalan. Untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, kita harus menarik para konsumen, dan cara yang bisa kita lakukan adalah membuat depot air ini adalah depot air yang bersih. Hampir semua kebutuhan sehari-hari kita harus sediakan. Jadi kembali pada konsep awal yang terpenting adalah modal berupa uang dengan jumlah besar.
Beliau menambahkan bahwa ada satu hal lagi yang perlu kita pelajari dalam menjalankan bisnis kecil seperti depot isi ulang air yaitu bagaimana kita memutar uang. Kepandaian kita dalam memutar uang adalah salah satu penentu keberlangsungan usaha ini. Jadi yang terpenting adalah prakteknya, bukan teorinya. Teori hanyalah sebagai penunjang kemajuan sebuah usaha tapi bukan penentu, dan untuk mengelola usaha depot isi ulang air ini, tidak memerlukan teori-teori seperti itu.
Tidak jelas berapa rata-rata omset dan laba yang dihasilkan setiap bulannya karena tidak ada administrasi terkait hal itu. Menurut beliau, laba yang dihasilkan setiap harinya langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak jelas berapa jumlahnya yang penting mempu menutupi kekurangan dari apa yang dihasilkan oleh Ayah saya dalam memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya.

C.     Analisis teori manjemen dan manajemen oleh Bapak suwardjo
Intinya, dalam menjalankan usaha depot air, Bapak saya tidak memakai strategi pemasaran seperti segmenting dan targetting, tetapi hanya melakukan positioning untuk bersaing dengan depot isi ulang air yang lain.  Tidak ada segmentasi pasar, tidak ada memilih target sasaran karena hanya bermodal keyakinan jika kita menjual barang pasti akan ada yang membeli, dan hanya melakukan pencitraan terhadap barang-barang yang dijual sebagai upaya untuk mnarik minat konsumen membeli di warung Bapak saya dan nantinya akan menjadi pelanggan tetap.
Bapak saya juga tidak melakukan planning, organizing dan controlling. Tidak ada perencanaan formal. Perencanaan tetap ada tapi hanya disimpan dalam ingatan dan sifatnya tidak formal. Depot isi ulang airan dengan ukuran yang kecil dan berada di tengah perdesaan tentunya tidak membutuhkan karyawa. Maka sebab itu, tidak ada pengorganiasian dalam usaha depot isi ulang air ini. Tidak ada pula pengontrolan dalam usaha ini, tidak adanya administrasi membuat usaha depot isi ulang air ini tidak bisa diawasi bagaimana perkembangannya. Hanya  actuating yaitu proses pangaktualisasian yang dilakukan oleh Bapak saya dalam manajemen usahanya.
Lebih jelasnya lagi, konsep yang dipakai oleh Bapak saya dalam menjalankan usaha depot isi ulang airannya adalah konsep penjualan dan bukan konsep pemasaran karena fokus pertama adalah produk bukan pasar. Laba diperoleh dari kunantitas produk yang terjual. Tidak seperti konsep pemasaran yang labanya adalah kepuasan pelanggan.


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada dasarnya, teori manajemen pemasaran tidak hanya berlaku untuk usaha-usaha bisnis yang besar, baik secara jumlah produksi maupun pangsa pasar tetapi berlaku untuk semua jenis usaha termasuk usaha mikro kecil dan menengah, misalnya depot isi ulang airan.
Konsep yang dipakai oleh Bapak saya dalam menjalankan usaha depot isi ulang airannya adalah konsep penjualan dan bukan konsep pemasaran, karena fokus pertama adalah produk bukan pasar. Laba diperoleh dari kunantitas produk yang terjual. Tidak seperti konsep pemasaran yang labanya adalah kepuasan pelanggan.

B.     Saran
Saran untuk Bapak saya adalah untuk mempelajari teori manajemen pemasaran karena teori-teori tersebut jika di aplikasikan akan sangat berpengaruh bagi perkembangan suatu usaha, termasuk usaha depot isi ulang airan yang saat ini tengah digeluti.
Tidak menutup kemungkinan bahwa bisnis kecil ini nantinya akan menjadi bisnis yang berkembang mulai dari menjadi mini market, swalayan atau bahkan lebih besar dari itu. Langkah awal yang harus dilakukan untuk mencapai pada level itu adalah mengetahui, mempelajari kemudian mengaplikasikan teori tersebut dalam manajemen usaha depot isi ulang air tersebut dalam menjalankan usaha bisnis depot isi ulang air.
Semoga setelah membaca tulisan ini, para pembaca yang memiliki bisnis serupa, khususnya Bapak saya mampu untuk mengembangkan usahanya agar tidak mengalami stagnasi dan kelak akan menjadi pembisnis yang sukses dunia akhirat. Amiin, anakmu selalu mendoakanmu Bapak.



DAFTAR PUSTAKA
Kotler, philip.  Manajemen pemasaran Edisi milenium jilid 1, 2004. Klaten : PT Intan Sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar