BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Untuk menjadi bangsa yang maju diperlukan peran
penting dari kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berpikir maju. Indonesia adalah negara dengan sumber
daya alam yang melimpah. Dengan kekayaan sumber daya alam yang dapat menjadi potensi kemajuan
bagi negera Indonesia, hal ini juga telah diimbangi dengan sumber daya manusia
yang melimpah dengan jumlah penduduknya yang padat di Indonesia. Namun sumber
daya manusia yang melimpah tersebut belum mempunyai kualitas yang unggul,
mumpuni dan berpikir maju. Dengan demikian sangat diperlukan suatu kegiatan
yang nantinya dapat mendorong kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Salah
satunya yaitu dengan kegiatan bimbingan belajar yang nantinya akan membantu
para pelajar dalam menuntut ilmu di bangku sekolah.
Di zaman yang semakin modern
ini para orang tua para murid yang mempunyai carier dengan kesibukan yang
membuat waktunya berkurang untuk menemani dan membimbing anaknya dalam mengulas
kembali materi pelajaran yang didapatnya dibangku sekolah, maka banyak dari
para orang tua yang mencari jasa bimbingan belajar bagi anaknya.
Potensi yang menjadi kesempatan untuk membangun suatu
kegiatan yang bermanfaat , dibutuhkan, dan menghasilkan keuntungan merupakan
hal yang sangat menarik. Oleh karena itu saya dan kawan-kawan seperjuangan saya
mendirikan bimbingan belajar yang bernama Al-Ilmu.
B. Rumusan
masalah
Rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian sederhana ini adalah:
1. Bagaimana
sistem manajemen yang
digunakan dalam pengajaran bimbingan belajar Al-Ilmu?
2. Bagaimana
kegiatan bimbingan belajar
Al-Ilmu memperoleh keuntungannya?
3. Bagaimana
analisis teori manajemen yang ideal dalam bisnis bimbingan belajar Al-Ilmu?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk
mengetahui manajemen yang dilakukan dalam menjalankan usahanya.
2. Untuk
mengetahui prospek keuntungan
dan mendapatkan praktik
atas teori manajemen dari bimbingan belajar
Al-Ilmu
D. Manfaat
Penelitian
sederhana ini memiliki manfaat secara teoritis dan secara praktis.
Secara teoritis:
Bagi penulis,
sebagai pelengkap dari materi yang telah didiskusikan di bangku perkuliahan.
Secara
praktis:
1. Bagi
penulis, untuk mengetahui fungsi dari manajemen pemasaran dalam bentuk praktik.
2. Bagi
pelaku bisnis,
untuk dijadikan sebagai pijakan dalam mencapai manajemen usaha yang ideal.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Mendirikan
suatu usaha yang mempunyai popularitas
yang tinggi tentunya akan menambah kemjuan pada usaha tersebut, namun jika
popularitas tersebut tidak disertai dengan keunggulan kualitas maka akan
mengurangi dalam memperolehan kemajuan.
Bimbingan
belajar Al-Ilmu yang saya kelola dengan teman-teman, berawal pada tahun 2013 , ketika itu saya sebagai pelaku usaha
sebelumnya tidak mempunyai cita-cita untuk mendirikan suatu bimbingan belajar
yang nantinya justru akan menambah penghasilan. Berawal dari sulitnya mendapatkan
izin dari orang tua untuk menimba ilmu di universitas yang berada di luar kota,
membuat saya tidak bersemangat untuk melanjutkan studi. Dengan rasa yang tidak
penuh dengan semangat saya diberikan penawaran dari salah satu teman kakak saya
yang sedang membutuhkan orang untuk membimbing anaknya belajar. Dari mulai satu
murid kemudian banyak yang tertarik dengan bimbingan belajar yang saya layani.
Hal ini ditunjang dari naiknya prestasi murid yang mendapat bimbingan belajar
dan sibuknya para orang tua di lingkungan rumah sekitar sebagai pekerja
bisnis.
Potensi
tersebut akhirnya menjadi suatu usaha yang berkembang pesat, meskipun masih
dalam ruang lingkup yang masih belum cukup luas, namun hal ini sedikit menjawab
sedikit jawaban dari hadist rasulullah yang menjelaskan bahwa apa saja yang
diridhai orang tua pasti akan berkah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian sederhana ini adalah metode pendekatan kualitatif
dimana penelitian ini di dasarkan pada hasil pengamatan yang hasilnya
didiskripsikan dalam bentuk data yang lebih menekankan makna daripada data asli
yang diperoleh dari lapangan. Sumber data lainnya di ambil dari
buku Manajemen pemasaran karya Philip Kotler sebagai referensi untuk teori manajemen
pemasaran yang nantinya akan dianalisis dengan manajemen usaha.
B. Metode
pengumpulan data
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sederhana ini adalah metode
pengumpulan sederhana kemudian disajikan kembali dalam bentuk deskripsi dari
inti yang diperoleh dari hasil penelitian.
Secara
metodologis, penelitian sederhana ini tergolong dalam penelitian lapangan
(field research) dimana penelitian ini mengharuskan penelitinya terjun langsung
ke lapangan untuk proses pencarian data.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Sistem
manajemen dalam bimbingan belajar
Pada
dasarnya, teori manajemen pemasaran tidak hanya berlaku untuk usaha-usaha
bisnis yang besar, baik secara jumlah produksi maupun pangsa pasar tetapi
berlaku untuk semua jenis usaha termasuk usaha mikro kecil dan menengah.
Segementing,
yang dalam hal ini berfungsi sebagai langkah awal untuk membagi pasar menjadi
elemen-elemen yang lebih kecil adalah untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen pada tiap-tiap
elemennya.
Targetting, adalah langkah lanjutan dari segmenting.
Setelah melakukan pembagian
maka akan dipilih target/sasarannya. Dalam usaha ini dibagi menjadi beberapa
segmen yaitu murid Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
dan Taman Pendidikan Al-Quran.
Positioning,
dalam hal ini untuk menarik dan mempertahankan pelanggan ini sangat berkaitan erat dengan
promosi dan kepuasan pelanggan.
Dengan semakin banyaknya pesaing usaha dibidang yang sama bermunculan maka,
inovasi selalu dilakukan misalnya seperti jika anak didik berangkat satu minggu
penuh tanpa absen akan mendapatkan reward atau hadiah.
Planning, semua usaha bisnis memerlukan
perencanaan formal sebagai bahan pijakan sekaligus pedoman untuk melakukan
tindakan (misi). Dalam merencanakan
harus memperhatikan dan menganalisis SWOT yaitu kepanjangan dari strenght (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (peluang) dan thread (ancaman). Kekuatan jenis usaha ini ada pada service atau pelayanan. Kelemahannya pada usaha ini
adalah pada daya tangkap siswa yang masing-masing berbeda. Peluang pada usaha
ini dihari mendatang diharapkan akan berkembang karena kebutuhan akan hal ini
semakin banyak di era modern. Sedangkan ancaman pada jenis usaha ini adalah
pesaing usaha lain dan juga prestasi siswa yang tidak stabil yang nantinya akan
dipertanyakan oleh wali siswa.
Organizing,
dalam
hal ini berkaitana dengan pembagian tugas-tugas kepada karyawan. Dengan ruang lingkup dan jenis usaha yang masih kecil,
maka dalam pembagian tugas ada yang mempunyai tugas double hal ini
bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran. Usaha ini tidak menyebutkan karyawan
hanya saja merekadianggap sebagi partner kerja yang bertugas sebagai mentor.
Untuk admiistrasi masih di tangani
oleh owner sendiri’
Actuating, jika telah mempunyai planning yang bagus, efektif dan
efisien maka harus direalisasikan yaitu actuating. Dalam
upaya pengaktualisasian
tidak boleh mengabaikan 4P yaitu product
(produk yang akan kita tawarkan), price (penentuan harga), place (tempat yang
strategis untuk memasarkan), dan promotion (promosi untuk nmenarik minat
konsumen).
a.
Produk
Dalam usaha ini produknya adalah berupa jasa pelayanan
yang akan diberikan oleh mentor.
b.
Price
Dalam menetukan harga usaha ini memberikan perbedaan
nominal tergantung dengan tingkat jenjang pendidikan, berapa durasinya dan
kelas yang diikuti.
c.
Place
Tempat yang digunakan pada saat ini masih berada di
lingkungan rumah.
d.
Promotion
Promosi yang dilakukan adalah lewat pembuatan banner
yang dipasang di lokasi pinggir jalan. Promosi juga dilakukan lewat mulut
kemulut oleh peserta bimbel kepada teman-temannya.
Controlling atau
proses
pengawasan, juga sangat di perlukan sebagai bentuk pengawasan terhadap proses
berjalan dan perkembangan sebuah usaha
serta melakukan evaluasi jika dalam perjalannya menemukan sebuah masalah atau
hambatan yang dapat berpengaruh pada maju atau tidaknya sebuah usaha. Hal ini diaplikasikan untuk mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan agar kualitasnya bisa
semakin ditingkatkan.
B. Profit dalam usaha bimbingan belajar
Background
sebagai orang desa yang hanya berijazah SMK, membuat Bapak saya tidak
menganggap penting teori-teori bisnis. Menurut beliau, yang terpenting dalam
memulai usaha adalah modal berupa uang dan tekad yang kuat. Tanpa teori, bisnis
masih bisa berjalan. Tanpa perencanaan yang formal, kita masih bisa berjualan.
Teori-teori tentang manajemen hanya berlaku pada pembisnis-pembisnis besar dan
tidak untuk depot isi ulang air.
Lebih
lanjut beliau mengungkapkan bahwa yang terpenting adalah menjual air
sebanyak-banyaknya karena dari situlah kita bisa mendapatkan untung, kita bisa
tetap “kulak-an air” dan usaha depot isi ulang
air ini akan tetap berjalan. Untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, kita
harus menarik para konsumen, dan cara yang bisa kita lakukan adalah membuat
depot air ini adalah depot air yang bersih. Hampir semua kebutuhan sehari-hari
kita harus sediakan. Jadi kembali pada konsep awal yang terpenting adalah modal
berupa uang dengan jumlah besar.
Beliau
menambahkan bahwa ada satu hal lagi yang perlu kita pelajari dalam menjalankan
bisnis kecil seperti depot isi ulang air yaitu bagaimana kita memutar uang.
Kepandaian kita dalam memutar uang adalah salah satu penentu keberlangsungan
usaha ini. Jadi yang terpenting adalah prakteknya, bukan teorinya. Teori
hanyalah sebagai penunjang kemajuan sebuah usaha
tapi bukan penentu, dan untuk mengelola usaha depot isi ulang air ini, tidak
memerlukan teori-teori seperti itu.
Tidak
jelas berapa rata-rata omset dan laba yang dihasilkan setiap bulannya karena
tidak ada administrasi terkait hal itu. Menurut beliau, laba yang dihasilkan
setiap harinya langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak jelas
berapa jumlahnya yang penting mempu menutupi kekurangan dari apa yang
dihasilkan oleh Ayah saya dalam memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya.
C. Analisis
teori manjemen dan manajemen oleh Bapak suwardjo
Intinya,
dalam menjalankan usaha depot air, Bapak saya tidak memakai strategi pemasaran
seperti segmenting dan targetting, tetapi hanya melakukan positioning untuk bersaing dengan depot
isi ulang air yang lain. Tidak ada
segmentasi pasar, tidak ada memilih target sasaran karena hanya bermodal
keyakinan jika kita menjual barang pasti akan ada yang membeli, dan hanya
melakukan pencitraan terhadap barang-barang yang dijual sebagai upaya untuk
mnarik minat konsumen membeli di warung Bapak saya dan nantinya akan menjadi
pelanggan tetap.
Bapak
saya juga tidak melakukan planning, organizing
dan controlling. Tidak ada
perencanaan formal. Perencanaan tetap ada tapi hanya disimpan dalam ingatan dan
sifatnya tidak formal. Depot isi ulang airan dengan ukuran yang kecil dan
berada di tengah perdesaan tentunya tidak membutuhkan karyawa. Maka sebab itu,
tidak ada pengorganiasian dalam usaha depot isi ulang air ini. Tidak ada pula
pengontrolan dalam usaha ini, tidak adanya administrasi membuat usaha depot isi
ulang air ini tidak bisa diawasi bagaimana perkembangannya. Hanya actuating yaitu proses pangaktualisasian
yang dilakukan oleh Bapak saya dalam manajemen usahanya.
Lebih
jelasnya lagi, konsep yang dipakai oleh Bapak saya dalam menjalankan usaha
depot isi ulang airannya adalah konsep penjualan dan bukan konsep pemasaran
karena fokus pertama adalah produk bukan pasar. Laba diperoleh dari kunantitas
produk yang terjual. Tidak seperti konsep pemasaran yang labanya adalah
kepuasan pelanggan.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada
dasarnya, teori manajemen pemasaran tidak hanya berlaku untuk usaha-usaha
bisnis yang besar, baik secara jumlah produksi maupun pangsa pasar tetapi
berlaku untuk semua jenis usaha termasuk usaha mikro kecil dan menengah,
misalnya depot isi ulang airan.
Konsep
yang dipakai oleh Bapak saya dalam menjalankan usaha depot isi ulang airannya
adalah konsep penjualan dan bukan konsep pemasaran, karena fokus pertama adalah
produk bukan pasar. Laba diperoleh dari kunantitas produk yang terjual. Tidak
seperti konsep pemasaran yang labanya adalah kepuasan pelanggan.
B. Saran
Saran
untuk Bapak saya adalah untuk mempelajari teori manajemen pemasaran karena
teori-teori tersebut jika di aplikasikan akan sangat berpengaruh bagi
perkembangan suatu usaha, termasuk usaha depot isi ulang airan yang saat ini
tengah digeluti.
Tidak
menutup kemungkinan bahwa bisnis kecil ini nantinya akan menjadi bisnis yang
berkembang mulai dari menjadi mini market, swalayan atau bahkan lebih besar
dari itu. Langkah awal yang harus dilakukan untuk mencapai pada level itu
adalah mengetahui, mempelajari kemudian mengaplikasikan teori tersebut dalam
manajemen usaha depot isi ulang air tersebut dalam menjalankan usaha bisnis
depot isi ulang air.
Semoga
setelah membaca tulisan ini, para pembaca yang memiliki bisnis serupa,
khususnya Bapak saya mampu untuk mengembangkan usahanya agar tidak mengalami
stagnasi dan kelak akan menjadi pembisnis yang sukses dunia akhirat. Amiin,
anakmu selalu mendoakanmu Bapak.
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler, philip. Manajemen pemasaran Edisi milenium jilid
1, 2004. Klaten : PT Intan Sejati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar